Jumat, 17 Mei 2013
0
komentar
Perilaku
konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan
dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah
pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian
informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan
melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen
melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya
membuang produk setelah digunakan.
n Perilaku Konsumen dan Strategi
Perilaku konsumen terkait dengan strategi
pemasaran, di mana pemasaran harus mampu menyusun kriteria pembentukan segmen
konsumen, kemudian melakukan pengelompokan dan menyusun profil dari konsumen
tersebut. Kemudian, pemasar memilih salah satu segmen untuk dijadikan pasar
sasaran. Dan setelah itu, pemasar menyusun dan mengimplementasikan strategi
bauran pemasaran yang tepat untuk segmen tersebut.
Studi tentang perilaku
konsumen juga tidak terlepas pada masalah riset pemasaran. Riset pemasaran
adalah salah satu perangkat dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM), yang
melakukan pengumpulan informasi tentang sikap, motivasi, keinginan, dan hal-hal
lainnya tentang konsumen. Informasi ini digunakan sebagai dasar bagi
pembentukan karakteristik dari segmen konsumen sehingga konsumen dapat
dikelompokkan dan diidentifikasikan, dan dapat dibedakan dari segmen lainnya.
n Motivasi
Motivasi sebagai tenaga dorong dalam diri
individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul sebagai akibat
kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang
dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan
(state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya
dirasakan. Untuk memahami kebutuhan manusia, Teori Maslow dan McClelland
menggambarkan bahwa manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda sehingga
hal ini dapat digunakan pemasar untuk mendorong konsumsi suatu produk dan atau
jasa.
n Persepsi
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang
dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar
yang berarti dan masuk akal mengenai dunia, yaitu proses “bagaimana kita
melihat dunia di sekeliling kita”. Stimuli ini diterima oleh alat pancaindra
manusia. Stimuli mana yang akan diproses tergantung dari apakah stimuli dapat
masuk ke dalam proses untuk menginterpretasikannya. Untuk dapat masuk ke dalam
proses interpretasi suatu stimuli harus mampu mengekspos manusia (mendapat
perhatian) melalui indra penerimaan, artinya harus diperhatikan ambang
penerimaan stimuli manusia. Setelah stimuli diterima maka proses interpretasi
dapat dilakukan yang terkait dengan faktor individu
n Sikap
Terdapat beberapa pengertian sikap yang
disampaikan oleh para ahli. Intinya sikap adalah perasaan dari konsumen
(positif dan negatif) dari suatu objek setelah dia mengevaluasi objek tersebut.
Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap yang terbentuk.
Sikap memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive,
ekspresi nilai, dan pengetahuan. Untuk lebih memahami sikap perlu dipahami
beberapa karakteristik sikap, diantaranya memiliki objek, konsisten, intensitas
dan dapat dipelajari.
n Model dan Teori Sikap
Perkembangan teori tentang sikap sudah sangat
maju. Sikap juga dapat digambarkan dalam bentuk model. Model tradisional
menggambarkan pengaruh informasi dari lingkungan luar pribadi seseorang, di
mana informasi tersebut akan diolah dengan menggunakan elemen internal dari
seseorang, untuk menghasilkan sikap terhadap objek. Model analisis konsumen
menyebutkan bahwa sikap terdiri dari komponen perasaan (affect) dan kognitif,
perilaku, serta lingkungan. Model tiga komponen dan model ABC menyatakan bahwa
sikap konsumen dibentuk oleh faktor kognitif, afektif, dan konatif (perilaku
atau kecenderungan untuk berperilaku). Teori kongruitas menggambarkan pengaruh
antara dua jenis objek, di mana kekuatan satu sama lain dapat saling
mempengaruhi persepsi konsumen. Dan model terakhir adalah model Fishbein yang
merupakan kombinasi dari kepercayaan objek terkait dengan atribut dan
intensitas dari kepercayaan tersebut. Model Fishbein ini kemudian dimodifikasi
dengan menambahkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku dan
norma subjektif.
n Pembentukan Sikap
Sikap yang terbentuk biasanya didapatkan dari
pengetahuan yang berbentuk pengalaman pribadi. Sikap juga dapat terbentuk
berdasarkan informasi yang diterima dari orang lain, yang memiliki pengaruh.
Kelompok juga menjadi sumber pembentukan sikap yang cukup berpengaruh.
Alur pembentukan sikap
dimulai ketika seseorang menerima informasi tentang produk atau jasa. Informasi
tersebut, kemudian dievaluasi dan dipilah, berdasarkan kebutuhan, nilai,
kepribadian, dan kepercayaan dari individu. Sehingga terjadilah pembentukan,
perubahan atau konfirmasi dalam kepercayaan konsumen terhadap produk, serta
tingkat kepentingan dari tiap atribut produk terhadap dirinya atau terhadap
kebutuhannya saat ini. Hasil akhirnya adalah terbentuknya sikap dari individu
terhadap suatu objek (produk, jasa atau hal lainnya). Tingkat komitmen dari
pembentukan sikap beragam, mulai dari compliance, identification, sampai kepada
internalization. Dalam prinsip konsistensi sikap, terdapat harmoni antara
pemikiran, perasaan, dan perbuatan, yang cenderung menimbulkan usaha untuk
menciptakan keseimbangan antara ketiganya. Adanya disonansi antara elemen sikap
dan perilaku dapat direduksi dengan menghilangkan, menambah atau mengubah
keduanya (teori disonansi kognitif). Teori persepsi diri menyatakan bahwa sikap
dapat ditentukan dari perilaku yang diobservasi. Adanya penerimaan dan
penolakan pesan berdasarkan standar yang dibentuk dari sikap sebelumnya
terdapat dalam teori penilaian sosial.
n Perubahan Sikap
Strategi perubahan sikap dapat dilakukan baik
terhadap produk dengan keterlibatan tinggi, maupun untuk produk dengan tingkat
keterlibatan rendah. Usaha mengarahkan audiens untuk produk dengan keterlibatan
rendah ditempuh dengan mentransformasi situasi ke arah keterlibatan konsumen
yang tinggi. Adapun strategi perubahan sikap konsumen terhadap produk atau jasa
tertentu dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi persuasif, yang
mengikuti alur proses komunikasi yang efektif. Pemasar harus mampu
mengidentifikasi, menganalisis, dan mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi dan dapat menyebabkan perubahan sikap dari penerima
pesan atau konsumen. Faktor sumber, pesan, dan penerima pesan dapat digunakan
secara optimal untuk menghasilkan perubahan sikap dan tentunya perubahan
perilaku positif dari konsumen yang diharapkan oleh pemasar. Kredibilitas dari
sumber pesan menjadi fokus dari komunikasi persuasif. Dalam mengelola pesan,
yang harus diperhatikan adalah struktur, urutan, dan makna yang terkandung
dalam pesan. Karakteristik dari penerima pesan, yang meliputi kepribadian,
mood, dan jenis kepercayaan yang dimiliki juga menjadi faktor penentu
keberhasilan komunikasi persuasif.
n Kepribadian
Konsep kepribadian (personality) dibahas
secara teoretis oleh para pakar melalui berbagai sudut pandang yang beraneka
ragam, diantaranya menekankan pembahasan kepribadian pada pengaruh sosial dan
lingkungan terhadap pembentukan kepribadian secara kontinu dari waktu ke waktu,
serta menekankan pada pengaruh faktor keturunan dan pengalaman di awal masa
kecil terhadap pembentukan kepribadian. Tiga karakteristik yang perlu dibahas
dalam pembahasan mengenai kepribadian adalah kepribadian mencerminkan perbedaan
antarindividu, kepribadian bersifat konsisten dan berkelanjutan, dan
kepribadian dapat mengalami perubahan. Dalam mempelajari kaitan antara
kepribadian dan perilaku konsumen, 3 teori kepribadian yang sering digunakan
sebagai acuan adalah teori Freudian, Neo Freudian dan teori traits.
Teori
Freudian yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud, mengungkapkan teori
psychoanalytic dari kepribadian yang menjadi landasan dalam ilmu psikologi.
Berdasarkan teori Freud, kepribadian manusia terdiri dari 3 bagian atau sistem
yang saling berinteraksi satu sama lain. Ketiga bagian tersebut adalah id,
superego dan ego. Teori kepribadian Neo-Freudian mengemukakan bahwa faktor
utama yang mempengaruhi pembentukan kepribadian manusia bukan dari dirinya
sendiri, tetapi dari hubungan sosial. Berdasarkan teori trait, kepribadian
diukur melalui beberapa karakteristik psikologis yang bersifat spesifik yang
disebut dengan trait. Salah satu tes yang dikenal adalah selected single- trait
personality. Dalam pemahaman mengenai berbagai karakteristik konsumen yang
mempengaruhi perilaku mereka dalam melakukan pembelian, beberapa diantaranya
adalah keinovatifan konsumen, faktor kognitif konsumen, tingkat materialisme
konsumen, dan ethnocentrism konsumen.
Selain
product personality, konsumen juga mengenal brand personality, di mana mereka
melihat perbedaan trait pada tiap produk yang berbeda juga. Semua kesan yang
berhasil ditampilkan oleh merek tersebut dalam benak konsumen menggambarkan
bahwa konsumen dapat melihat karakteristik tertentu dari produk, kemudian
membentuk brand personality.
n Konsep Diri
Konsep diri adalah bagaimana seseorang
memandang dirinya sendiri yang kadang-kadang akan berbeda dari pandangan orang
lain. Konsep diri konsumen terbagi ke dalam 4 dimensi, yaitu bagaimana mereka
sesungguhnya melihat dirinya sendiri, bagaimana mereka ingin melihat diri
mereka sendiri, bagaimana sesungguhnya orang lain melihat diri mereka, dan
bagaimana mereka ingin orang lain melihat diri mereka.
Bagaimana
konsumen memandang diri mereka dapat menjadi dorongan yang kuat pada perilaku
mereka di pasar sehingga pemasar dapat menggunakan konsep diri ini dalam
merancang strategi pemasaran, misalnya dalam menciptakan merek atau produk
baru. Extended self merujuk pada kecenderungan seseorang untuk mendefinisikan
dirinya sendiri berdasarkan kepemilikannya (possession). Kepemilikan yang
dimaksud di sini tidak harus sesuatu yang besar, seperti rumah atau mobil,
tetapi dapat berupa benda-benda kecil, seperti pigura. Penelitian
memperlihatkan, konsumen cenderung untuk memilih produk atau merek yang sesuai
dengan dirinya atau dengan apa yang ingin dicapainya sebagai manusia. Lebih
banyak wanita daripada pria yang menganggap bahwa produk yang mereka gunakan mencerminkan
kepribadiannya sendiri. Pemasar sebaiknya mengembangkan citra produk sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan konsep diri yang dianut oleh konsumen. Meskipun
konsep diri yang dimiliki seseorang bersifat sangat unik, ada kemungkinan
konsep diri antar individu memiliki beberapa kemiripan.
n Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan pola hidup yang
menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang dan energi
dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana
seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh
karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring
dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus
kehidupan.
Konsep
gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan
bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana
mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada
perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan
dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
Gaya
hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada
dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya
hidup individu tersebut.
Berbagai
faktor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi,
kepribadian, kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga. Kasali (1998)
menyampaikan beberapa perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu
penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua,
melemahnya pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota
keluarga berkurang, pria akan lebih banyak, semakin banyak wanita yang bekerja,
penghasilan keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan pulau Jawa
tetap terpadat.
n Psikografi
Psikografi adalah variabel-variabel yang
digunakan untuk mengukur gaya hidup. Bahkan sering kali istilah psikografi dan
gaya hidup digunakan secara bergantian. Beberapa variabel psikografi adalah
sikap, nilai, aktivitas, minat, opini, dan demografi. Analisis terhadap
variabel-variabel psikografis telah banyak membantu pemasar untuk
mengelompokkan konsumen berdasarkan kesamaan tertentu. Hal ini akan membantu
penetapan strategi pemasaran agar sesuai dengan target konsumen.
Pengukuran
psikografi dapat dilakukan dalam tingkat kespesifikan yang berbeda-beda. Pada
satu sisi ekstrem terdapat pengukuran yang bersifat umum yang menyangkut
cara-cara umum dalam menjalani kehidupan. Pada satu sisi ekstrem lainnya adalah
pengukuran terhadap variabel secara spesifik.
Kebanyakan
pengukuran yang dilakukan terhadap psikografis menggunakan variabel-variabel
sikap, nilai, demografis dan geografis untuk mengelompokkan konsumen
berdasarkan kesamaan-kesamaan tertentu. Pengelompokan yang dilakukan terhadap
wanita Inggris menurut gaya hidup yang dicerminkan dari kosmetik yang
digunakan, tempat membeli, usia serta kelas sosial menghasilkan 6 kelompok
konsumen yaitu self aware, fashion-directed, green goodness,
conscience-stricken, dan dowdies. Pengelompokan lainnya dikenal dengan sistem
VALS (6 kelompok), MONITOR Mindbase Yankelovich (8 kelompok), Analisis
Geo-Demographis (PRIZM) (8 kelompok), dan Global Scan (5 kelompok).
n Konsep Dasar Kelompok
Kelompok merupakan kumpulan individu-individu
yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya selama periode waktu
tertentu untuk suatu kebutuhan atau tujuan bersama. Untuk dapat memahami
karakteristik kelompok, perlu dipahami beberapa hal yang terkait dengan
kelompok, yaitu status, norma, peran, sosialisasi, dan kekuasaan yang ada di
dalam kelompok.
Kekuasaan yang mempengaruhi
kelompok ini dapat mempengaruhi perilaku anggotanya, diantaranya kekuasaan
karena pemberian penghargaan/hadiah (reward power), kekuasaan karena paksaan
melalui hukuman/sangsi (coercive power), kekuasaan yang sah (legitimate power),
kekuasaan karena keahlian (expert power), dan kekuasaan karena
perasaan/keinginan untuk menjadi anggota kelompok (referent power).
n Pengaruh Kelompok terhadap Perilaku Konsumen
Kelompok referensi/acuan adalah
individu/kelompok nyata atau khayalan yang memiliki pengaruh evaluasi,
aspirasi, bahkan perilaku terhadap orang lain. Kelompok acuan (yang paling
berpengaruh terhadap konsumen) mempengaruhi orang lain melalui norma,
informasi, dan melalui kebutuhan nilai ekspresif konsumen.
Pemasar
harus dapat mengidentifikasi peran seseorang di dalam kelompoknya dalam
pengambilan keputusan, dan harus menekankan pada si pengambil keputusan.
Penyesuaian dilakukan hanya untuk sekadar menyesuaikan diri agar diterima oleh
kelompok atau penyesuaian yang mengubah kepercayaan. Orang butuh untuk menilai
opini dan kemampuan mereka dengan membandingkannya dengan opini dan kemampuan
orang lain. Dalam polarisasi kelompok, perbedaan pandangan antara kelompok
dengan individu, dan kelompok dapat berubah pandangannya dikarenakan informasi
dan budaya yang ada. Kelompok acuan dapat berbentuk organisasi formal yang
besar, terstruktur dengan baik, memiliki jadwal pertemuan rutin, dan
karyawan-karyawan yang tetap. Di lain pihak, kelompok acuan juga dapat
berbentuk kelompok kecil dan informal. Kelompok acuan terdiri dari orang-orang
yang dikenal secara mendalam (seperti keluarga atau sahabat) atau orang-orang
yang dikenal tanpa ada hubungan yang mendalam (klien) atau orang-orang yang
dikagumi (tokoh atau artis). Karena orang cenderung membandingkan dirinya
dengan orang lain yang memiliki kemiripan, mereka sering kali terpengaruh
dengan mengetahui bagaimana orang lain menginginkan mereka menjalani hidup.
Kecenderungan
orang untuk menjadi bagian dari kelompok acuan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah keakraban, ekspos terhadap seseorang (Mere
Exposure), dan kepaduan kelompok.
Terdapat
beberapa bentuk kelompok acuan yang dapat mempengaruhi konsumen dalam perilaku
konsumsi, yaitu kelompok pertemanan, kelompok belanja, kelompok kerja,
komunitas maya dan kelompok aksi konsumen. Seorang pemberi opini ini adalah
orang yang sering kali mampu mempengaruhi sikap atau perilaku orang lain.
Opinion leader memiliki sumber informasi yang berharga. Yang biasanya menjadi
opinion leader adalah artis, ahli atau pakar di bidang tertentu, orang awam
(biasa), pimpinan perusahaan, dan karakter.
n Keluarga
Rumah tangga (a household) terdiri dari
anggota yang terkait dengan keluarga (family) dan semua orang-orang yang tidak
terkait yang berada dalam suatu unit tempat tinggal (baik itu rumah, apartemen,
kelompok kamar-kamar, dan lain-lain). Rumah tangga dapat terdiri dari dua
jenis/ bentuk: keluarga (families) dan non-keluarga (non families). Suatu
keluarga mungkin merupakan suatu keluarga patriat (patriarchal family), di mana
sang ayah dipertimbangkan sebagai anggota yang paling dominan, sedangkan dalam
suatu keluarga matriat (matriarchal family), pihak wanita memainkan peran
dominan, dan membuat banyak keputusan, sedangkan dalam equalitarian family,
sang suami dan istri membagi secara seimbang pengambilan keputusan Keluarga
memiliki struktur sendiri, seperti juga yang terjadi pada masyarakat, di mana
setiap anggota memainkan perannya masing-masing. Bagi pemasar adalah penting
untuk membedakan peran setiap anggota keluarga dalam tujuan untuk
mengoptimalkan strategi pemasaran. Asumsi yang dibuat mengenai peran-peran
pembelian harus dicek melalui riset konsumen sehingga pemasar dapat membuat
bauran pemasaran yang tepat ditujukan terhadap individu yang tepat. Konsep
siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi
pemasar, khususnya untuk aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan
berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu
mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan
bervariasi sepanjang waktu.
Siklus
hidup keluarga modern didasarkan pada usia (dari individu wanita dalam rumah
tangga, jika tepat), yang ditelusuri dalam kelompok-kelompok usia muda (young),
usia menengah (middle aged). Dan kelompok usia lebih tua (elderly). Usia yang
beragam ini dipengaruhi oleh dua bentuk peristiwa penting, yaitu (1) pernikahan
dan pemisahan (baik karena perceraian atau kematian), dan (2) hadirnya anak
pertama dan anak paling akhir.
n Kelas Sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian
anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga
para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama`dan para anggota
kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam
hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan
demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial
lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada
mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen
membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota
kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen
mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk
tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”. Pendekatan yang
sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang
luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari
kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas
sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan,
dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari
anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat
berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan
kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh
orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan
berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para
individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para
anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan
simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun
sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang
lebih rendah.
n Budaya
Dalam studi tentang budaya kita perlu
memperhatikan karakteristik-karakteristik dari budaya itu sendiri, yaitu budaya
itu ditemukan (invented), budaya dipelajari, budaya diyakini dan disebarluaskan
secara sosial, budaya-budaya itu serupa tapi tidak sama, budaya itu memuaskan
kebutuhan dan diulang-ulang secara konsisten (persistent), budaya bersifat
adaptif, budaya itu terorganisasi dan terintegrasi, dan budaya itu dasar aturan
(prescriptive).
Nilai
adalah ide umum tentang tujuan yang baik dan yang buruk. Dari alur norma atau
aturan yang menjelaskan tentang yang benar atau yang salah, yang bisa diterima
dan yang tidak. Beberapa norma dikatakan sebagai enacted norms, di mana maksud
dari norma tersebut terlihat secara eksplisit, benar dan salah. Namun, banyak
norma lain yang lebih halus, ini adalah crescive norm yang telah tertanam dalam
budaya dan hanya bisa terlihat melalui interaksi antaranggota dalam budaya.
Nilai-nilai
budaya yang berlaku berbeda di setiap wilayah. Nilai yang berlaku di suatu
Negara belum tentu berlaku di Negara atau bahkan bisa bertolak belakang dari
nilai yang berlaku di Negara lain tersebut. Budaya mempengaruhi konsumen dalam
sudut pandang terhadap dirinya dan orang lain, dan karenanya mempengaruhinya
dalam berperilaku. Oleh karenanya, budaya sangat mempengaruhi bagaimana
konsumen bereaksi atau berperilaku terhadap produk atau inovasi tertentu.
n Subbudaya
Subbudaya adalah grup budaya dalam cakupan
berbeda, yang menggambarkan segmen yang teridentifikasi dalam masyarakat yang
lebih besar atau sebuah kelompok budaya tertentu yang berbeda yang hadir
sebagai sebuah segmen dalam sebuah masyarakat yang lebih besar dan kompleks.
Analisa
subbudaya memungkinkan manajer pemasaran untuk fokus dalam menentukan ukuran
segmen pasar dan segmen pasar yang lebih natural. Subbudaya yang penting untuk
diperhatikan adalah subbudaya kewarganegaraan, agama, lokasi geografis, ras,
usia dan jenis kelamin (Schiffman dan Kanuk, 2004). Selain ketujuh hal
tersebut, kelas sosial juga tergolong sebagai subbudaya karena kelas sosial
akan mempengaruhi perilaku sebagai akibat dari keanggotaan pada kelas sosial
tertentu, termasuk perilaku pada setiap kelas sosial masyarakat seluruh dunia.
Perusahaan
yang bergerak dalam pasar global memiliki kebutuhan untuk mengembangkan
perencanaan penasaran yang terpisah untuk tiap budaya atau penggunaan satu
perencanaan pemasaran yang bisa diimplementasikan dalam tiap daerah/negara.
Mengadaptasi budaya dari budaya lokal juga merupakan salah satu cara yang bisa
dipertimbangkan.
Saat
ini makin banyak konsumen yang dapat menerima barang dan gaya hidup yang
digunakan oleh orang yang berada dalam belahan dunia yang lain. Mereka
mempunyai peluang untuk mengadopsi produk dan praktik yang berbeda. Tingkat
penerimaan seseorang terhadap budaya yang berbeda juga tergantung dari
inisiatif konsumen itu sendiri, pengalaman mereka mempengaruhi sikap mereka
dalam menerima produk yang berasal dari negara lain. Analisis konsumen lintas
budaya didefinisikan sebagai dorongan untuk mengenali persamaan atau perbedaan
apa yang terkandung antara konsumen di dua atau lebih negara. Tujuan utama dari
analisis konsumen lintas budaya adalah untuk melihat bagaimana persamaan
konsumen dalam dua atau lebih masyarakat, dan bagaimana perbedaan mereka.
Pengaruh
lintas budaya dan subbudaya dapat berpengaruh terhadap strategi pemasaran, yang
akan dibahas dalam bagian ini lebih pada strategi segmentasi dan 4P. Khusus
terhadap 4P diharapkan dapat diambil dari pelajaran-pelajaran yang ada dalam
kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi, misalnya dalam mendefinisikan produk,
promosi, dan penetapan harga.
n Konsep Dasar Pengambilan Keputusan Konsumen
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seorang
konsumen harus memilih produk dan/atau jasa yang akan dikonsumsinya. Banyaknya
pilihan yang tersedia, kondisi yang dihadapi, serta pertimbangan-pertimbangan
yang mendasari akan membuat pengambilan keputusan satu individu berbeda dari
individu lainnya. Pada saat seorang konsumen baru akan melakukan pembelian yang
pertama kali akan suatu produk, pertimbangan yang akan mendasarinya akan
berbeda dari pembelian yang telah berulang kali dilakukan.
Pertimbangan-pertimbangan ini dapat diolah oleh konsumen dari sudut pandang
ekonomi, hubungannya dengan orang lain sebagai dampak dari hubungan sosial, hasil
analisa kognitif yang rasional ataupun lebih kepada ketidakpastian emosi
(unsure emosional). Schiffman dan Kanuk (2004) menggambarkan bahwa pada saat
mengambil keputusan, semua pertimbangan ini akan dialami oleh konsumen walaupun
perannya akan berbeda-beda di setiap individu
n Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses pengambilan keputusan diawali dengan
adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait
dengan beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan
untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam proses
membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat
kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang
dihadapinya.
Keputusan
pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif
dengan sisi negatif suatu merek (compensatory decision rule) ataupun mencari
solusi terbaik dari perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang
setelah konsumsi akan dievaluasi kembali.
n Model Pengambilan Keputusan Konsumen
Model-model pengambilan keputusan telah
dikembangkan oleh beberapa ahli untuk memahami bagaimana seorang konsumen
mengambil keputusan pembelian. Model-model pengambilan keputusan kontemporer
ini menekankan kepada aktor yang berperan pada pengambilan keputusan yaitu
konsumen, serta lebih mempertimbangkan aspek psikologi dan sosial individu.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Perilaku Konsumen
Ditulis oleh Bagio
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/perilaku-konsumen.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Bagio
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar