Selasa, 14 Mei 2013
0
komentar
Secara
etimologi (asal-usul kata), paradigma, dari rumpun bahasa Yunani, berasal dari
kata para dan deigma yang berarti kaca mata, cakrawala, atau horizon Karena
itu, dari segi asal kata, pengertian paradigma adalah kaca mata pandang
terhadap situasi, kenyataan, atau peristiwa Paradigma berhubungan dengan cara
ilmu pengetahuan memandang masalah yang muncul didalam kenyataan itu sendiri.
(Layla Sugandhi,1999: 13). Sebagai sebuah konsep, paradigma menjadi istilah
yang pertama kali digunakan oleh seorang filsuf alam juga ahli fisika yang
bernama Thomas Kuhn dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution
(1962). Buku ini telahditerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit
Rosda Karya Bandung,dengan judul yang sama.Dalam buku itu, konsep paradigma digunakan
untuk menunjukan pola pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan manusia.
Pada dasarnya lewat bukunya iitu, Thomas Kuhn hendak membuktikan sesat anggapan
lama yang meyakini bahwa ilmu pengetahuan manusia berkembang secara linear,
akumulatif dan gradual.
Bagi Kuhn, anggapan bahwa ilmu pengetahuan berkembang
secara linear dan gradual sesungguhnya tidak tepat. Sebaliknya, bagi Kuhn, ilmu
pengetahuan manusia berkembang secara revolusioner yang ditandai dengan
pembongkaran atau penjungkirbalikkan pada struktur paradigma itu sendiri.
Dengan perkataan lain, keberadaan paradigma yang menjadi penggerak dari
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan manusia. Dalam prosesnya,
pergantian suatu paradigma ke paradigma yang baru seringkali terjadi dengan cara-cara
yang revolusioner. Cara-cara yang revolusioner adalah cara dimana suatu
paradigma yang telah mapan sebagai cara pandang dalam ilmu pengetahuan manusia
di ganti secara mendasar dengan paradigma baru, sehingga paradigma yang lama
secara perlahan kehilangan relevansi, baik secara intelektual maupun sosial.
Paradigma Sosiologi
Paradigma
sosiologi ini sangat mirip dengan konsep exlemplar dari Kuhn. Dalam edisi
pertama bukunya Kuhn mendiskusikan keanekaragaman fenomena yang dapat tercakup
kedalam pengertian seperti : kebiasaan-kebiasaan nyata, keputusan-keputusan
hukum yang diterima, hasil-hasil nyata perkembangan ilmu pengetahuan serta
hasil-hasil penemuan ilmu pengetahuan yang diterima secara umum. Nampaknya
menurut Kuhn hasil-hasil perkembangan ilmu pengetahuan yang diterima secara
umum inilah yang memperoleh kedudukan sebagai exlemplar. Sebagaimana karya
Durkheim dan Weber, dua perintis sosiologi modern, yang telah
mendapat
pengakuan dan diterima oleh komunitas ilmuwan. Keduanya memperoleh predikat
jembatan paradigm
Jenis-jenis paradigma dalam ilmu sosiologi.
Sebagaimana
telah disinggung diatas, didalam ilmu sosiologi tumbuh dan berkembang lebih
dari satu jenis paradigma. Berikut ini akan digambarkan pembagian paradigma
sosiologi, atau ilmu sosial itu sendiri, oleh George Ritzer yang lazim
digunakan dalam perkuliahan di Indonesia. Tentu saja bukan hanya Ritzer seorang
yang membuat kategorisasi paradigma sosiologi. Banyak sosiolog yang juga
melakukan hal yang sama, diantaranya William Perdue (1984), Burnell dan Morgan
(1994), dan Mansour Faqih (2001). Ritzer, seorang sosiolog berkebangsaan
Amerika,juga terkenal dengan tesisnya tentang gejala masyarakat dunia yang
makin mengalami rasionalisasi dalam wujud penerapan prinsip-prinsip restoran
fast-food dalam penataan masyarakat. Tesis itu dikenal dengan (macdonaldisasi
masyarakat (mcdonaldization of society). Karya mutakhirnya yang baru
diterbitkan berjudul (Globalization of Nothing (2006)) dimana mengulas
mengenai fenomena kehampaan global yang sedang menyebar keseluruh penjuru bumi
manusia. Dengan perkataan lain adalah meluasnya keterasingan multidimensional,
baik berupa keterasingan sosial, keterasingan ekonomi, serta keterasingan
kultural yang diakibatkan oleh perkembangan-perkembangan sistem ekonomi
kapitalisme global. Ritzer membagi paradigma dalam ilmu sosiologi sebagai
berikut ini :
Paradigma Fakta Sosial
Fakta
sosial merupakan terminologi yang digunakan oleh Emile Durkheim, seorang
perintis sosiologi modern berkebangsaan Perancis. Fakta sosial diartikan
Durkheim sebagai ‘cara berfikir, bertindak dan merasa yang berada diluar
kesadaran manusia yang bersifat memaksa’. Fakta sosial muncul dalam bentuk
nilai-nilai kultural, institusi sosial, sistem ekonomi juga politik. (Doyle
Jhonson,1997 : 23). Dengan bersifat eksternal dan memaksa, maka fakta social
merupakan sesuatu yang bekerja secara obyektif. Artinya fakta sosial ada dan
berada di luar kehendak manusia itu sendiri. Sebagaimana diulas oleh Peter
Berger, keberadaan fakta sosial ini menunjukkan sisi obyektivasi dari kenyataan
sosial. (Peter Berger, 1993). Konsepsi Durkheim mengenai fakta sosial merupakan
terobosan intelektual yang sangat radikal dizamannya. Hal ini terutama
dikarenakan status sosiologi yang berada di antara pengaruh ilmu psikologi dan
filsafat sosial. Di jaman itu sosiologi dipandang belum memiliki status sebagai
ilmu pengetahuan yang memiliki bidang penyelidikan (obyek masalah/subject
matters) sebagai salah satu ukuran agar memperoleh status itu. Lewat karyanya
yang berjudul ‘The Rule Of Sosiological Method’, Durkheim mengembangkan
penggunaan ilmu statistik sebagai salah satu instrumen metodologi dalam ilmu
sosial, khususnya sosiologi. Dalam karyanya tentang bunuh diri (Suicide),
teknik statistik sosial itu coba diterapkan. Dengan perkataan lain, Durkheim
adalah peletak dasar dari perkembangan awal paradigma fakta sosial. Dalam
rumpun paradigma fakta sosial, obyek masalah utama yang sering diselidiki
adalah struktur sosial dan proses sosial. Struktur sosial adalah pola hubungan
sosial (relasi dan interaksi) yang terbentuk di antara individu dengan
individu, individu dengan institusi maupun institusi dengan institusi.
Sementara proses sosial adalah sisi dinamika dari bekerjanya struktur sosial.
Teori-teori utama yang terkenal dari paradigma fakta sosial antara lain adalah
teori struktural-fungsional, teori konflik sosial serta teori sistem.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: PARADIGMA
Ditulis oleh Bagio
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/paradigma.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Bagio
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar