Selasa, 14 Mei 2013
0
komentar
B.F Skinner mencoba menerjemahkan
prinsip-prinsip psikologi aliran behaviorisme kedalam sosiologi. Skinner
melihat kedua paradigma fakta sosial dan definisi sosial sebagai perspektif
yang bersifat mistik, dalam arti mengandung sesuatu persoalan yang bersifat
teka-teki, tidak dapat diterangkan secara rasional.
Dalam bukunya Beyond Freedom and Dignity,
Skinner menyerang langsung paradigma definisi sosial dan secara tidak langsung
terhadap paradigma fakta sosial. Konsep kultur yang didefinisikan oleh
paradigma fakta sosial dinilai mengandung ide yang bersifat tradisional
khususnya mengenai nilai-nilai sosial. Menurutnya pengertian kultur yang
diciptakan itu tidak perlu disertai dengan unsur mistik seperti ide dan nilai
sosial itu. Alasannya karena orang tidak dapat melihat secara nyata ide dan
nilai-nilai dalam mempelajari masyarakat.
Kebudayaan adalah tingkah laku yang terpola.
Yang diperlukan adalah pemahaman terhadap kemungkinan penguatan penggunaan
paksa.
Skinner berusaha menghilangkan konsep
voluntarisme Parson. Menurut Skinner, pandangan yang menganggap manusia
mempunyai bagian dalam yang serba bebas adalah pandangan yang bersifat mistik
dan berstatus metafisik sehingga harus disingkirkan dari dalam ilmu sosial.
Pandangan yang menilai manusia mempunyai bagian dalam yang menentukan
tindakannya itu hanya diperlukan untuk menerangkan sesuatu yang memang belum
mampu diterangkan melalui berbagai cara yang ada. Eksistensinya tergantung
kepada ketidaktahuan dan ketidakmampuan untuk menerangkannya. Dalam hal ini
Paradigma Perilaku Sosial menyanggupi untuk menerangkannya.
POKOK PERSOALAN
Paradigma perilaku sosial memusatkan
perhatiannya kepada antar hubungan antara individu dan lingkungannya yang
terdiri atas bermacam-macam obyek sosial dan non sosial. Pokok persoalan
sosiologi menurut paradigma ini adalah tingkah laku individu yang berlangsung
dalam hubungannnya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat
atau perubahan dalam faktor lingkungan yang menimbulkan perubahan terhadap tingkah
laku.
Bagi paradigma perilaku sosial, individu
kurang sekali memiliki kebebasan. Tanggapan yang diberikannya ditentukan oleh
sifat dasar stimulus yang datang dari luar dirinya. Jadi tingkah laku manusia
lebih bersifat mekanik.
TEORI-TEORI
Ada dua teori yang termasuk kedalam
paradigma perilaku sosial :
1. Teori Behavioral Sociology
Teori ini dibangun dalam rangka menerapkan
prinsip-prinsip psikologi perilaku kedalam sosiologi. Memusatkan perhatiannya
kepada hubungan antara akibat dan tingkah laku yang terjadi didalam lingkungan
aktor dengan tingkah laku aktor. Konsep dasar Behavioral sociology adalah
reenforcement yang berarti ganjaran (reward). Tidak ada sesuatu yang melekat
dalam obyek yang dapat menimbulkan ganjaran. Perulangan tingkah laku tidak dapat
dirumuskan terlepas dari efeknya terhadap perilaku itu sendiri.
2. Teori Exchange
Tokoh utamanya George Homan. Teori ini
dibangun sebagai reaksi terhadap paradigma fakta sosial, terutama menyerang ide
Durkheim secara langsung dari tiga jurusan
1. Pandangan tentang emergence
Homan mengakui bahwa selama berlangsungnya
proses interaksi, timbul suatu fenomena baru. Menurutnya untuk menerangkan
fenomena yang timbul dari proses interaksi tidak diperlukan proposisi baru
lagi.
2. Pandangan tentang psikologi
Sosiologi pada akhir abad 19 masih merupakan
anak angkat psikologi. Sosiologi dewasa ini sudah berdiri sendiri.
3. Metode penjelasan dari Durkheim
Menurut Durkheim obyek studi sosiologi
adalah barang sesuatu dan sesuatu yang dianggap sebagai barang sesuatu. Barang
sesuatu ini dapat diterangkan bila dapat ditemukan faktor-faktor penyebabnya.
Menurut Homan fakta-fakta sosial tertentu yang selalu menjadi penyebab dari
fakta sosial yang lain belum merupakan suatu penjelasan. Yang perlu dijelaskan
adalah hubungan antara penyebab dan akibat dari hubungan itu selalu diterangkan
oleh proposisi psikologi. Keterangannya mestilah bersifat psikologi, artinya
harus diterangkan melalui pendekatan perilaku (behavioral). Menurut Homan
variabel-variabel psikologi selalu menjadi variabel perantara (intervening
variables) diantara dua fakta sosial.
METODE
Paradigma perilaku sosial lebih banyak
menggunakan metode eksperimen dalam penelitiannya. Keutamaan metode eksperimen
ini adalah memberikan kemungkinan terhadap peneliti untuk mengontrol dengan
ketat obyek dan kondisi disekitarnya. Memungkinkan pula untuk membuat penilaian
dengan tingkat ketepatan yang tinggi terhadap efek dari perubahan-perubahan
tingkah laku aktor yang ditimbulkan dengan sengaja didalam eksperimen itu.
Sumber
http://komunitasmahasiswa.info/2009/01/paradigma-preilaku-sosial/
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: PARADIGMA SOSIAL
Ditulis oleh Bagio
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/paradigma-sosial.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Bagio
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar