Senin, 13 Mei 2013
0
komentar
PENDAHULUAN
A. INFORMASI & PASAR
Dalam
pengertian yang sederhana atau sempit pasar adalah tempat terjadinya transaksi
jual beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli
yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu.
Definisi
pasar secara luas menurut W.J. Stanton adalah orang-orang yang mempunyai
keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya.
Pada
umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa dengan
uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah
pihak yang bertransaksi.
Sangat
penting untuk mengadakan analisis dan penilaian aspek pasar dengan
sebaik-baiknya agar biaya yang telah dikeluarkan untuk pendirian proyek atau
produksi produk tidak sia-sia.
Di
dalam penilaian aspek pasar dan pemasaran akan dibahas antara lain cara
memperkirakan luas pasar yang diminta dan pasar yang tersedia untuk mengetahui
posisi perusahaan di dalam industrinya guna merencanakan volume penjualan
termasuk analisa persaingan sehingga dapat merencanakan teknik dan strategi
yang tepat serta sesuai untuk memasarkan barang atau jasa dari proyek yang
bersangkutan.
Analisis
pasar sangat penting karena tidak ada proyek yang berhasil tanpa adanya
permintaan produk/jasa tersebut atau dengan kata lain, proyek akan gagal tanpa
adanya permintaan atas barang/jasa tersebut.
B. MARKET DEMAND
Pengertian
permintaan pasar atau suatu produk/jasa menurut Kotler adalah jumlah
keseluruhan yang akan dibeli oleh sekelompok konsumen tertentu di dalam suatu
daerah tertentu, dalam waktu tertentu dalam lingkungan pemasaran tertentu dan
dalam suatu program pemasaran tertentu.
Dalam
proses analisis studi kelayakan, analisis pasar bisa dilakukan secara terpisah
maupun merupakan bagian dari keseluruhan studi kelayakan. Studi pasar bisa pula
merupakan cara untuk mencari gagasan proyek maupun untuk menilai kelayakan
proyek dari segi pasarnya. Perbedaan antara analisis pasar untuk mencari
gagasan proyek dan untuk menilai kelayakan proyek adalah bahwa dalam analisis
pasar guna menilai kelayakan proyek, analisis dan studi yang dilakukan lebih
teliti, mendalam dan lebih lengkap dibandingkan dengan jika melakukan analisis
pasar untuk mencari gagasan proyek.
Pada
dasarnya analisis pasar bertujuan untuk mengetahui seberapa luas pasar
produk/jasa yang bersangkutan, bagaimana pertumbuhan permintaannya dan berapa
besar yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Dan ini merupakan cara mengukur
permintaan pasar agar perusahaan dapat melangkah secara pasti berdasar
informasi tersebut
PEMBAHASAN
A. ANALISA PASAR
Analisis
pasar dalam hal ini meliputi analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif misalnya mengidentifikasi, memisahkan dan membuat diskripsi pasar.
Sedangkan analisis kuantitatif misalnya menghitung besarnya perkiraan penjualan
satu tahun yang akan datang.
Pada
umumnya analisis pasar meliputi:
- Deskripsi pasar antara lain daerah atau luas pasar, saluran distribusi dan praktek perdagangan setempat.
- Analisis permintaan masa lalu dan masa sekarang termasuk besarnya jumlah dan nilai konsumsi barang/jasa yang bersangkutan serta identifikasi konsumen barang/jasa.
- Analisis penawaran barang/jasa pada masa lalu dan masa sekarang (baik dari impor maupun produksi lokal) juga termasuk informasi mengenai keadaan persaingan, harga penjualan yang terjadi, kualitas dan strategi pemasaran para pesaing.
- Perkiraan permintaan yang akan datang barang/jasa yang bersangkutan.
- Perkiraan pangsa pasar (market share) proyek dengan mempertimbangkan tingka permintaan, penawaran, posisi perusahaan dalam bersaingan dan program pemasaran perusahaan.
Ada
banyak prosedur yang bisa diikuti agar studi pasar berjalan dengan seefisien
dan seefektif mungkin. Salah satu prosedur tersebut adalah:
1) Menentuan tujuan studi
2) Studi pasar informal
3) Studi pasar formal:
a. Studi data sekunder
b. Studi data primer
4) Karakteristik permintaan saat ini
5) Perkiraan permintaan yang akan datang
6) Merencanakan strategi pemasaran
7) Menilai kelayakan pasar
Pada
dasarnya pasar meliputi konsumen, industri, perantara dan pemerintah. Usaha
untuk mengadakan klasifikasi pasar bisa ditinjau dari sifat produk. Misalnya
produk awet atau tidak awet (durable or nondurable), produk baru atau produk
yang sudah ada di pasar. Jadi di dalam menentukan permintaan pasar, pangsa
pasar dan pasar potensial, perlu ditentukan lebih dahulu rencana pasar yang
dituju dan produk atau jasanya.
Pengukuran
pasar merupakan usaha untuk memperkirakan permintaan secara kuantitatif. Usaha
memperkirakan pasar produk atau jasa untuk masa sekarang meliputi jumlah
permintaan pasar, pangsa pasar dan pola pertumbuhan yang terjadi saat ini.
Permintaan
pasar mencakup daerah geografis, kelompok konsumen dan dalam periode tertentu.
Penentuan permintaan pasar meliputi usaha untuk mendefinisikan pasar dan
memperkirakan luas pasar.
Dalam
usaha mendefinisikan pasar, perlu ditentukan bahwa produk/jasa diperuntukkan
bagi seluruh pasar atau segmen pasar tertentu. Konsep segmentasi pasar ini
penting di dalam analisis pasar karena setiap segmen pasar membutuhkan strategi
bauran pemasaran yang berbeda-beda dan bersifat khusus. Usaha untuk
memperkirakan luas seluruh pasar perlu dilakukan sebelum menentukan pangsa
pasar perusahaan. Kesulitan yang sering dihadapi dalam melaksanakan usaha ini
adalah misalnya untuk memperkirakan luas seluruh pasar bagi produk/jasa baru
yang belum pernah ada di pasar. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan analis
pada data yang sudah ada padahal untuk produk baru data historis belum ada.
Untuk mengatasi hal tersebut, analis perlu menggunakan data yang berhubungan
dengan produk yang bersangkutan kemudian memperkirakan tingkat kemungkinan.
Misalnya permintaan bahan makanan, bahan bangunan atau barang-barang secara
umum. Usaha lain adalah menggabungkan data sekunder dan data primer.
Hal yang perlu diperhatikan di dalam menentukan pangsa pasar
adalah kondisi persaingan, harga yang terjadi dan pola pertumbuhan pasar selama
ini.
6. Perkiraan permintaan yang akan datang. Setelah mengetahui
keadaan pasar saat ini dan pertumbuhannya, analis kemudian bisa memperkirakan
permintaan yang akan datang dengan berbagai teknik peramalan yang ada baik
kuantitatif maupun kualitatif.
7. Merencanakan strategi pemasaran. Pada tahap ini, peramalan
penjualan telah dilakukan. Peramalan penjualan di sini adalah memperkirakan
penjualan yang diharapkan biasa tercapai dalam kondisi perekonomian tertentu,
persaingan dan strategi pemasaran tertentu. Strategi pemasaran tersebut
meliputi strategi produk/jasa, harga promosi dan iklan serta distribusi.
8. Menilai kelayakan pasar. Pengambilan keputusan bisa
dilakukan pada tahap ini untuk menentukan perlu tidaknya proyek diteruskan
penelitiannya pada aspek lain atau tidak. Jika dari hasil penelitian pasar
diperoleh kesimpulan tidak ada permintaan produk/jasa yang mencukupi maka
proyek dinyatakan tidak layak karena diperkirakan tidak akan berhasil di masa
datang.
B. POSITIONING
Dalam
pemasaran, positioning adalah cara yang dilakukan oleh marketer untuk membangun
citra atau identitas di benak konsumen untuk produk, merk atau lembaga
tertentu. Positioning adalah membangun persepsi relatif satu produk dibanding
produk lain. Karena penikmat produk adalah pasar, maka yang perlu dibangun
adalah persepsi pasar. Reposisi produk sangat ditentukan dari sudut pandang
mana konsumen melihat citra produk kita, apabila kita menerapkan family
branding dalam mengembangkan produk, maka keseluruhan citra perusahaan akan
sangat mempengaruhi citra produk.
Re-positioning
merupakan kegiatan yang melibatkan penggantian identitas produk , jalinan
kompetitor yang ada dan mengubah citra yang ada di benak konsumen.
De-positioning
merupakan kegiatan untuk mengganti jalinan kompetitor, tujuannya adalah untuk
mengganti segmen pasar dan kegiatan ini mengharuskan pemilik merk untuk
mengubah citra produk yang ada di benak konsumen. Contoh paling nyata adalah
dalam industri otomotif, Yamaha melakukan de-positioning untuk produk Vega R
nya dari segmen menengah ke segmen ekonomis, sebagai pesaing langsung produk
murah dari china, produk supra fit dari honda dan Smash dari suzuki.
Strategi
Positioning Produk
Kemampuan
untuk mengidentifikasi peluang positioning merupakan ujian yang berat bagi
seorang marketer. Keberhasilan satu positioning biasanya berakar pada berapa
lama produk tersebut mempunyai keunggulan bersaing. Beberapa hal mendasar dalam
membangun strategi positioning satu produk antara lain :
ü Positioning
pada fitur spesifikasi produk
ü Positioning
pada spesifikasi penggunaan produk
ü Positioning
pada frekuensi penggunaan produk
ü Positioning
pada alasan mengapa memilih produk tersebut dibanding pesaing
ü Positioning
melawan produk pesaing
ü Positioning
dengan melakukan pemisahan kelas produk
ü Positioning
dengan menggunakan simbol budaya/kultur
ü Proses
Positioning Produk
Pada
umumnya, proses postioning produk melibatkan :
Mendefinisikan
ke segmen pasar mana produk tersebut akan disaingkan
Mengidentifikasikan
dimensi atribut dan kemasan untuk menentukan seberapa besar pasar
Mengumpulkan
informasi dari konsumen tentang persepsi mereka tehadap produk dan produk
pesaing Mengukur seberapa jauh persepsi konsumen terhadap produk Mengukur
seberapa besar pasar produk pesaing
Mengukur
kombinasi target pasar untuk menentukan variabel marketing dalam melakukan
marketing mix
Menguji
ketepatan antara
Daya
saing produk kita dengan produk pesaing
Posisi
produk kita dalam persaingan
Posisi
vektor idela dalam marketing mix
Positioning
produk
Proses
positioning untuk barang dan jasa sama saja, meskipun jasa tidak memiliki ujud
fisik, namun prosesnya sama. Hanya saja karena jasa tidak memiliki visualisasi
yang jelas, maka sebelum membangun positioning, kita harus bertanya kepada konsumen
nilai tambah apa yang mereka inginkan dari layanan kita, mengapa mereka akan
memilih jasa orang lain dibanding jasa kita ? dan apakah ada karakteristik
khusus yang membedakan layanan kita dibanding perusahaan lain ?
Menuliskan
nilai pembeda dari sudut pandang konsumen merupakan tahap awal proses
positioning kita. Ujikan kepada orang yang belum mengenal apa yang kita lakukan
dan apa yang kita jual, kemudian perhatikan ekspresi wajah merekan dan bagaiman
mereka merespon kita. Pada saat mereka ingin tahu lebih banyak tentang produk
kita karena mereka tertarik dengan prolog kita, maka kita sdah berada di jalur
yang tepat.
Konsep
Positioning
Secara
umum, ada tiga tipe konsep postioning :
Functional
positions
Pemecahan
masalah
Menyediakan
manfaat bagi konsumen
Memperoleh
persepsi yang menyenangkan dari investor
Symbolic
positions
Peningkatan
citra diri
Identifikasi
diri
Rasa
ikut memiliki dan tingkat penghargaan lingkungan terhadap perusahaan
Membangun
pengaruh yang cukup kuat dalam segmen pasar tertentu
Experiential
positions
Mampu
menstimulasi sensor motorik
Mampu
menstimulasi sensor kognitif
C. MERK
Dalam
pemasaran, merk adalah simbol pengejawantahan seluruh informasi yang berkaitan
dengan produk atau jasa. Merk biasanya terdiri dari nama, logo dan seluruh
elemen visual lainnya seperti gambar, tipografi, warna, dan simbol. Merk juga
merupakan visualisasi dari citra yang ingin ditanamkan di benak konsumen. Dalam
konteks lain, merk sering menggunakan kata trademark (merk dagang)
Konsep
Merk
Beberapa
marketer membedakan aspek psikologi merk dengan aspek pengalaman. Aspek
pengalaman merupakan gabungan seluruh point pengalaman berinteraksi dengan
merk, atau sering disebut brand experience. Aspek psikologis, sering direferensikan
sebagai brand image, adalah citra yang dibangun dalam alam bawah sadar konsumen
melalui informasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui produk atau jasa.
Pendekatan yang menyeluruh dalam membangun merk meliputi struktur merk, bisnis
dan manusia yang terlibat dalam produk.
Marketer
mencari model pengembangan melalui penyelarasan harapan dan pengalaman konsumen
melalui branding, karena itu bran membawa janji bahwa produk atau jasa membawa
karakteristik dan kualitas yang unik dan spesifik sesuai dengan harapan
konsumen yang dituju.
Citra
merk dibangun dengan memasukkan “kepribadian” atau “citra” kedalam produk atau
jasa, untuk kemudian “dimasukkan” ke dalam alam bawah sadar konsumen. Merk
merupakan salah satu elemen penting dalam tema periklanan, untuk menunjukkan
apa yang bisa diberikan oleh pemilik merk kepada pasar. Seni dalam membangun
dan mengelola merk disebut brand management.
Merk
yang telah dikenal luas oleh pasar disebut brand recognition. Brand recognition
dibangun dari titik dimana merk mendapat sentimen positif di pasar, tingkatan
dimana sentimen positif tersebut mencapai titik puncaknya disebut brand
franchise. Point keberhasilan dalam brand recognition adalah merk dapat dikenal
tanpa nama perusahaan pemilik merk. Sebagai contoh adalah disney yang sukses
dalam membangun merk melalui tipografi huruf yang aslinya merupakan tanda
tangan walt disney.
Brand
equity mengukur keseluruhan nilai dari merk terhadap pemilik merk, dan
menggambarkan tingkatan brand franchise. Jika merk tersebut secara eksklusif
mengidentifikasikan pemilik merk sebagai merk produk atau jasa, sebaiknya
pemilik merk melindungi hak kepemilikan merk tersebut dengan mendaftarkannya
sebagai merk dagang. Kebiasan menghubungkan satu produk dengan merk sudah
menjadi budaya saat ini. Hampir semua produk memiliki suatu identitas, mulai
dari garam sampai ke baju.
Dalam
konteks produk non komersial, mempublikasikan sesuatu yang berisi ide atau
janji melalui suatu produk atau jasa juga bisa disebut branding, sebagai contoh
kampanye politik atau organisasi kemasyarakatan.
Konsumen
mungkin melihat branding sebagai aspek yang nilai tambah dari produk atau jasa,
seperti kebanyakan vendor seringkali menunjukkan kualitas dan karakteristik
unik dari produk atau jasa. Namun dari sisi pemilik merk, branding produk atau
jasa identik dengan harga tinggi. Dimana dua produk memiliki karakter yang
hampir sama, tetapi satu memiliki merk dan yang lain tidak, konsumen akan lebih
memiliki produk yang memilik merk meskipun harganya lebih mahal dibandingkan
produk tak bermerk meskipun berkualitas setara, pilihan ini didasarkan pada
reputasi merk atau pemilik merk.
D. SEGMENTASI
PASAR
Terdapat
dua keterbatasan utama dalam strategi merek majemuk, yaitu manajemen biaya dan
proses marketing. Meskipun alasan untuk melakukan merek majemuk secara prinsip
bukan untuk membuat struktur harga yang bersaing dalam suatu kebutuhan pasar
secara khusus, namun faktor harga masih memainkan peran yang penting. Strategi
ini dapat menimbulkan biaya tinggi dibandingkan dengan merek tunggal, terutama
jika tidak dikelola secara hati-hati karena setiap merek harus didukung oleh
bauran pemasaran dan sumberdaya tersendiri. Dalam proses pemasarannya, khalayak
harus memahami masing-masing merek melalui investasi periklanan yang cukup
besar, karena pemahaman terhadap merek ini menuntut suatu anggaran komunikasi
jangka panjang untuk setiap merek. Jadi jika tidak hati-hati dalam
pengelolaannya strategi merek majemuk adalah sebuah pemborosan.
Merek
majemuk berawal dari sebuah proses diferensiasi, sebagai upaya perusahaan untuk
memperluas pasar dengan memenuhi sasaran pasar yang mempunyai kebutuhan yang
berbeda. Dengan demikian inti dari strategi merek majemuk adalah mengalokasikan
sumber daya merek secara tepat berdasarkan kebutuhan setiap segmen pasar
sasaran, yang dituangkan dalam portofolio merek. Segmentasi pada hakekatnya
adalah upaya pengelompokan konsumen berdasarkan preferensinya, yang akan
membantu portofolio merek sebagai pemandu agar merek-merek membidik sasaran
yang tepat.
Segmen
pasar akan menentukan pola portfolio merek dengan mempertimbangkan peran
strategis masing-masing merek yang sifatnya saling melengkapi secara sinergis.
Perusahaan harus secara berhati-hati dalam mendefinisikan peran masing-masing
merek sehingga tidak terjadi kanibalisasi, dan terjadi pertempuran diantara
merek mereka sendiri. Jika ini terjadi banyak sumber daya perusahaan yang
dikeluarkan secara sia-sia. Dana dan upaya perusahan hanya dipakai untuk
memindahkan basis pelangan dari gengaman tangan kanan berpindah ke tangan kiri.
Portofolio merek majemuk tidak berarti apa-apa jika dalam jangka panjang
masing-masing merek tidak mempunyai wilayah sendiri. Salah satu tujuan strategi
merek majemuk adalah agar tiap-tiap merek memiliki kavling tersendiri, dan
masing-masing kavling diharapkan tidak berimpit satu dengan yang lain. Kecuali
jika ada alasan strategis maupun taktis dengan tujuan untuk melindungi merek
utama atau menggempur merek kompetitor.
E. BRAND
MANAGEMENT
Brand
management atau manajemen merk adalah salah satu praktik pemasaran yang
spesifik menangani produk. Para marketer melihat merk memiliki implikasi
penting terhadap citra kualitas produk yang ingin ditampilkan ke konsumen
dengan harapan bahwa dengan adanya jaminan standart kualitas melalui merk,
konsumen akan terus membeli produk dari lini produk yang sama. Merk juga dapat
meningkatkan penjualan dan membuat satu poduk lebih mudah bersaing. Dengan
merk, maka harga bisa dinaikkan sehingga berimplikasi pada naiknya omset dan
keuntungan penjualan.
Merk
yang baik seharusnya :
- Terlindungi dengan baik
- Mudah diucapkan
- Mudah diingat
- Mudah dikenali
- Mudah dikenali
- Menarik
- Menampilkan manfaat produk atau saran penggunaan produk
- Menonjolkan citra perusahaan atau produk
- Menonjolkan perbedaan produk dibanding pesaing
Premium
brand (merk premium) biasanya menghabiskan biaya produksi lebih tinggi
dibanding produk lain dalam lini yang sama. Economy brand (merk ekonomis)
ditujukan bagi segmen pasar yang sensitif harga, hingga di merk ini, harga bisa
sangat fleksibel. Fighting brand (merk petarung) merk ini dibuat secara khusus
untuk menghadapi ancaman pesaing.
Ada
beberapa hambatan dalam menetapkan target yang ingin diraih dari merk, yaitu :
Banyak
brand manager mambatasi diri hanya memfokuskan diri pada target finansial.
Mereka mengabaikan target strategis hanya karena mereka beranggapan target
strategis merupakan tanggung jawab manajemen diatas mereka Kebanyakan
level produk atau brand manager membatasi diri untuk tujuan jangka pendek,
karena kompensasi bagi prestasi hanya didesain untuk jangka pandek.
Seringkali
manajer produksi tidak diberi informasi yang cukup agar dapat memproduksi
produk sesuai spesifikasi. Kadangkala ada kesulitan dalam menterjemahkan tujuan
perusahaan ke dalam tujuan merk atau produk. Mengganti tujuan dan filososi
perusahaan jauh lebih mudah dibandingkan saat seorang manajer produk harus
mengimplementasikan perubahan tersebut ke dalam karakter produk.
Dalam
perusahaan yang memiliki produk beragam, kadang target satu merk akan
bersinggungan dengan merk lain. Atau bahkan lebih buruk lagi, target perusahaan
bertentangan dengan kebutuhan spesifik satu produk. Seorang brand manager juga
harus tahu tujuan akhir yang dibidik oleh manajemen secara keseluruhan. Apabila
manajemen secara corporate memiliki tujuan jangka panjang terhadap satu produk,
akan sangat salah apabila manajer produk membidik target jangka pendek untuk
produk tersebut.
Banyak
brand manager menentukan langkah untuk mengoptimalisasi kinerja hanya di unit
mereka tanpa memikirkan optimalisasi kinerja keseluruhan perusahaan. Hal ini
biasa dilakukan para manajer apabila penilaian prestasi dilakukan berdasarkan
kinerja unit dan bukan sinergi kinerja unit dengan seluruh unit di perusahaan.
F. MARKETING
MIX (BAURAN PEMASARAN)
Strategi
Marketing mix ini merupakan kombinasi dari 4 variable. Marketing mix merupakan
variable terkontrol yang dapat digunakan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.
1. Product
2. Place
3. Promotion
4. Price
PUSTAKA
- Dharmesta, Basu Swatha dan Handoko, Tani. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsume. BPFE. Yogyakarta. 2000
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: ANALISIS PASAR
Ditulis oleh Bagio
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/analisis-pasar.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Bagio
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar