Sabtu, 06 April 2013
5
komentar
Pandangan Klasik.
Pandangan akan perekonomian menurut para ahli ekonomi klasik adalah :
?Perekonomian pada umumnya akan selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja yang penuh (Full Employment).?
?Perekonomian pada umumnya akan selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja yang penuh (Full Employment).?
Pandangan ini didasarkan atas
keyakinan bahwa :
1. Fleksibilitas tingkat bunga akan
mewujudkan kesamaan/keseimbangan antara penawaran agregat dan permintaan
agregat dari jumlah tabungan dan investasi pada kondisi penggunaan tenaga kerja
penuh.
Tingkat bunga akan menentukan besarnya tabungan rumah tangga maupun investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam perekonomian. Menurut para ahli, tingkat suku bunga akan berubah-ubah sampai mencapai tingkat keseimbangan di mana besarnya tabungan = investasi.
Tingkat bunga akan menentukan besarnya tabungan rumah tangga maupun investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam perekonomian. Menurut para ahli, tingkat suku bunga akan berubah-ubah sampai mencapai tingkat keseimbangan di mana besarnya tabungan = investasi.
Sebagai ilustrasi:
Pada saat tingkat suku bunga 20 %, besarnya tabungan akan meningkat pesat
karena memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Akan tetapi, bank akan
kesulitan untuk menyalurkan pinjaman karena masyarakat akan lebih memilih untuk
menabung daripada berinvestasi karena return atas tabungannya lebih tinggi.
Untuk menanggulangi hal tersebut, bank akan menurunkan suku bunganya.
Sebaliknya pada saat tingkat suku
bunga 10 %, masyarakat akan memilih untuk mencairkan tabungannya dan memilih
untuk berinvestasi saja (dengan asumsi return atas investasi lebih baik).
Karena banyak orang yang memilih untuk berinvestasi, bank menjadi kekurangan dana
untuk dipinjamkan kepada para investor, untuk menghimpun dana, maka bank akan
menaikkan suku bunga tabungannya.
Penyesuaian ini, dalam pandangan
ekonomi klasik akan terus berulang-ulang hingga tercapai tingkat bunga pada
titik keseimbangan, misalnya 15 %, di mana pada titik tersebut jumlah tabungan
dan jumlah investasi adalah sama besar. Dalam kondisi ini pendapatan sebesar
15% dari bunga akan habis untuk pembelian barang kebutuhan karena harga yang
ditetapkan oleh para investor memberikan return sebesar 15 % dari nilai
investasinya.
Pada titik tersebut, menurut
pandangan ekonomi klasik merupakan titik terjadinya kondisi penggunaan tenaga
kerja penuh (Full Employment) dimana penawaran agregat = pengeluaran agregat.
Keadaan keseimbangan ini akan tetap wujud karena kebocoran (aliran keluar) dari
sektor rumah tangga yaitu ? tabungan akan diimbangi oleh suntikan (aliran
masuk) yang sama besar yaitu investasi oleh para pengusaha.
2. Fleksibilitas tingkat upah akan
mewujudkan keadaan di mana permintaan dan penawaran tenaga kerja akan mencapai
keseimbangan pada penggunaan tenaga kerja penuh.
Para ahli ekonomi klasik beryakinan apabila terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian-penyesuaian di dalam pasar tenaga kerja sehingga pengangguran pada akhirnya dapat dihapuskan. Asumsi yang digunakan para ahli ekonomi klasik antara lain :
? Para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum
? Keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan di mana upah adalah sama dengan produksi marjinal (biaya untuk memproduksi tambahan produk baru)
Para ahli ekonomi klasik beryakinan apabila terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian-penyesuaian di dalam pasar tenaga kerja sehingga pengangguran pada akhirnya dapat dihapuskan. Asumsi yang digunakan para ahli ekonomi klasik antara lain :
? Para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum
? Keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan di mana upah adalah sama dengan produksi marjinal (biaya untuk memproduksi tambahan produk baru)
Secara sederhana dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Bahwa dalam kondisi adanya pengangguran, para penganggur akan bersedia untuk menerima pekerjaan dengan tingkat gaji yang lebih rendah. Keadaan ini akan menimbulkan kekuatan yang akan menurunkan tingkat gaji. Sebagai ilustrasi, pada tingkat upah misalkan Rp.1.000.000, perusahaan memiliki 1000 orang pekerja. Kemudian terjadi tambahan angkatan tenaga kerja baru sebesar 200 orang yang juga ingin bekerja pada tingkat upah sebesar Rp. 1.000.000. Karena perusahaan hanya bersedia mengupah 1000 orang pada tingkat upah Rp. 1.000.000, maka terjadi pengangguran sebesar 200 orang. Untuk memaksimumkan keuntungan dan memperbanyak produksi, perusahaan akan menurunkan tingkat upah menjadi Rp. 800.000 untuk 1200 pekerja. Dengan demikian, jumlah pengangguran akan terserap semua, sehingga selalu terjadi kondisi penggunaan tenaga kerja penuh (Full Employment).
Bahwa dalam kondisi adanya pengangguran, para penganggur akan bersedia untuk menerima pekerjaan dengan tingkat gaji yang lebih rendah. Keadaan ini akan menimbulkan kekuatan yang akan menurunkan tingkat gaji. Sebagai ilustrasi, pada tingkat upah misalkan Rp.1.000.000, perusahaan memiliki 1000 orang pekerja. Kemudian terjadi tambahan angkatan tenaga kerja baru sebesar 200 orang yang juga ingin bekerja pada tingkat upah sebesar Rp. 1.000.000. Karena perusahaan hanya bersedia mengupah 1000 orang pada tingkat upah Rp. 1.000.000, maka terjadi pengangguran sebesar 200 orang. Untuk memaksimumkan keuntungan dan memperbanyak produksi, perusahaan akan menurunkan tingkat upah menjadi Rp. 800.000 untuk 1200 pekerja. Dengan demikian, jumlah pengangguran akan terserap semua, sehingga selalu terjadi kondisi penggunaan tenaga kerja penuh (Full Employment).
Dengan berdasarkan pandangan
ekonomi klasik, maka tingkat perekonomian suatu negara ditentukan oleh :
- ? Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian (C = Capital)
- ? Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian (L = Labor)
- ? Jumlah dan jenis kekayaan alam yang akan digunakan (Q = Quantity)
- ? Tingkat teknologi yang digunakan (T = Technology)
Pandangan Keynes
Teori makroekonomi berkembang setelah J.M. Keynes menunjukkan kelemahan-kelemahan pandangan para ahli ekonomi klasik mengenai penentuan tingkat perekonomian suatu negara yang didasari oleh penggunaan tenaga kerja penuh. Pandangan Keynes yaitu :
?Penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) adalah keadaan yang jarang terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.?
Teori makroekonomi berkembang setelah J.M. Keynes menunjukkan kelemahan-kelemahan pandangan para ahli ekonomi klasik mengenai penentuan tingkat perekonomian suatu negara yang didasari oleh penggunaan tenaga kerja penuh. Pandangan Keynes yaitu :
?Penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) adalah keadaan yang jarang terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.?
Perbedaan pandangan Keynes dan
Ekonomi Klasik didasarkan atas perbedaan pendapat yang bersumber dalam
persoalan berikut:
1. Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan dan tingkat investasi dalam perekonomian.
Menurut pandangan ahli ekonomi klasik faktor penentu besarnya tabungan dan investasi adalah tingkat suku bunga. Akan tetapi, menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung pada tinggi rendahnya tingkat suku bunga, tetapi tergantung pada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga. Artinya semakin besar tingkat pendapatan rumah tangga semakin besar pula tabungan dan sebaliknya.
1. Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan dan tingkat investasi dalam perekonomian.
Menurut pandangan ahli ekonomi klasik faktor penentu besarnya tabungan dan investasi adalah tingkat suku bunga. Akan tetapi, menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung pada tinggi rendahnya tingkat suku bunga, tetapi tergantung pada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga. Artinya semakin besar tingkat pendapatan rumah tangga semakin besar pula tabungan dan sebaliknya.
Dalam pandangan Keynes terhadap
besarnya investasi, dia beranggapan bahwa tingkat bunga bukan merupakan
satu-satunya komponen utama dalam menentukan besarnya investasi. Besarnya
investasi juga ditentukan oleh faktor lain seperti keadaan ekonomi pada masa
kini, ramalan perkembangan di masa depan, dan tingkat penggunaan dan
perkembangan teknologi. Jadi meskipun tingkat bunga tinggi, namun apabila
keadaan perekonomian sekarang baik untuk dilakukan investasi dan prospek ke
depannya sangat baik, maka kegiatan investasi tetap akan dilakukan.
2. Hubungan antara tingkat upah
dengan penggunaan tenaga kerja oleh pengusaha.
Para ahli ekonomi klasik beranggapan bahwa dengan asumsi ceteris paribus, penurunan tingkat upah tidak akan mempengaruhi biaya produksi marjinal (biaya untuk memproduksi tambahan produk baru). Akan tetapi menurut Keynes, tidaklah demikian. Dia beranggapan bahwa penurunan tingkat upah akan menurunkan daya beli masyarakat. Turunnya daya beli masyarakat akan menurunkan tingkat pengeluaran dan berakibat pada turunnya tingkat harga barang dan jasa. Turunnya tingkat permintaan terhadap barang dan jasa akibat lemahnya daya beli masyarakat akan berakibat pada penurunan kapasitas produksi yang artinya pengurangan jumlah tenaga kerja. Dengan demikian penurunan tingkat upah tidak dapat menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh (Full Employment).
Para ahli ekonomi klasik beranggapan bahwa dengan asumsi ceteris paribus, penurunan tingkat upah tidak akan mempengaruhi biaya produksi marjinal (biaya untuk memproduksi tambahan produk baru). Akan tetapi menurut Keynes, tidaklah demikian. Dia beranggapan bahwa penurunan tingkat upah akan menurunkan daya beli masyarakat. Turunnya daya beli masyarakat akan menurunkan tingkat pengeluaran dan berakibat pada turunnya tingkat harga barang dan jasa. Turunnya tingkat permintaan terhadap barang dan jasa akibat lemahnya daya beli masyarakat akan berakibat pada penurunan kapasitas produksi yang artinya pengurangan jumlah tenaga kerja. Dengan demikian penurunan tingkat upah tidak dapat menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh (Full Employment).
Karena perbedaan pendapat antara
Keynes dengan para ahli ekonomi klasik di atas, Keynes juga mempunyai pandangan
tersendiri terhadap faktor yang menjadi penentu tingkat kegiatan ekonomi suatu
negara. Menurut Keynes, faktor penentu kegiatan ekonomi suatu negara adalah
permintaan efektif. Yang dimaksud dengan permintaan efektif adalah permintaan
yang disertai kemampuan untuk membayar barang-barang dan jasa-jasa dalam wujud
perekonomian.
Dengan bertambah besarnya
permintaan efektif dalam perekonomian, bertambah pula tingkat produksi yang
akan dicapai oleh sektor perusahaan. Keadaan ini dengan sendirinya akan
menyebabkan pertambahan dalam tingkat kegiatan ekonomi, penggunaan tenaga kerja
dan faktor-faktor produksi.
Dalam analisis Keynes, dia membagi
permintaan agregat kepada dua jenis pengeluaran, yaitu pengeluaran konsumsi oleh
rumah tangga dan penanaman modal oleh pengusaha. Akan tetapi, dalam analisis
makro ekonomi, pengeluaran pemerintah dan ekspor juga ikut mempengaruhi
pengeluaran agregat. Berikut adalah penjelasan faktor yang mempengaruhi
permintaan agregat :
1. Konsumsi dan Investasi.
Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi (MPC = Marginal Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.
1. Konsumsi dan Investasi.
Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi (MPC = Marginal Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.
Pada kondisi negara yang MPC-nya
rendah, maka akan menyebabkan selisih antara produksi nasional (dengan asumsi
full employment) dengan tingkat konsumsi (penggunaan produk) menjadi semakin
besar. Agar mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, para pengusaha perlu
melakukan investasi sebesar selisih antara tingkat konsumsi dan produksi
tersebut. Jika besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan
terjadi pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi nyata tidak selalu
tercapai, maka pengangguran akan selalu ada.
Untuk investasi, seperti yang telah
disebutkan di atas, dipengaruhi oleh tingkat bunga dan efisiensi marjinal
modal.
Tingkat bunga menurut Keynes
dipengaruhi oleh jumlah permintaan uang (yaitu keinginan masyarakat untuk
memperoleh uang untuk digunakan untuk berbagai keperluan seperti transaksi,
tabungan, spekulasi dan atau untuk kebutuhan mendadak) dan jumlah penawaran uang
(yaitu uang yang ada dalam perekonomian dan dapat digunakan oleh masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa).
Apabila penawaran uang >
permintaan uang, maka tingkat suku bunga akan naik untuk menyerap kelebihan
dana yang beredar di masyarakat, dan sebaliknya jika penawaran uang <
permintaan uang, suku bunga tabungan akan turun agar masyarakat memilih untuk
berinvestasi dan mencairkan tabungannya sehingga jumlah penawaran uang akan
meningkat.
Efisiensi marjinal modal yaitu
tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkan yang dipengaruhi oleh faktor
seperti kondisi ekonomi sekarang, penggunaan teknologi dan ramalan prospek
ekonomi di masa mendatang. Semakin tinggi tingkat efisiensi modal semakin besar
pula investasi dan sebaliknya.
2. Pengeluaran Pemerintah dan
Ekspor
Dalam analisis makroekonomi dan perhitungan pendapatan nasional (dengan pendekatan pengeluaran) pengeluaran pemerintah dan ekspor juga merupakan bentuk pengeluaran.
Dalam analisis makroekonomi dan perhitungan pendapatan nasional (dengan pendekatan pengeluaran) pengeluaran pemerintah dan ekspor juga merupakan bentuk pengeluaran.
Besarnya tingkat pengeluaran
pemerintah (G) akan mempengaruhi produksi nasional karena pemerintah sendiri
merupakan konsumen yang besar. Sehingga konsumsi dari pemerintah juga mencakup
sebagian besar dari konsumsi nasional.
Ekspor menunjukkan permintaan efektif yang berasal dari luar negeri. Semakin besar ekspor semakin banyak pula produksi nasional yang dikonsumsi.
Ekspor menunjukkan permintaan efektif yang berasal dari luar negeri. Semakin besar ekspor semakin banyak pula produksi nasional yang dikonsumsi.
Untuk menjelaskan bagaimana tingkat
kegiatan perekonomian ditentukan, akan diberikan ilustrasi sebagai berikut :
(1)
|
(2)
|
(3)
|
100
|
157
|
Ekspansi
|
200
|
250
|
Ekspansi
|
300
|
325
|
Ekspansi
|
400
|
400
|
Seimbang
|
500
|
475
|
Kontraksi
|
600
|
550
|
kontraksi
|
Keterangan :
(1) Alternatif tingkat produksi yang akan dicapai perusahaan atau tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai dengan kondisi faktor produksi yang ada.
(2) Pengeluaran agregat aktual yang terdiri dari konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor
(3) Kegiatan ekonomi sebagai akibat perbedaan tersebut.
Pada saat (1) < (2), adalah
kondisi dimana pengeluaran agregat melebihi produksi nasional, dengan demikian
faktor produksi yang tersedia tidak cukup untuk mencukupi tingkat konsumsi yang
ada sekarang, sehingga pemerintah harus mengadakan kegiatan perekonomian yang
bersifat ekspansi seperti mencari dan membangun faktor produksi yang baru.
Pada saat (1) = (2), adalah kondisi dimana pengeluaran agregat sama dengan tingkat produksi nasional yang ada, dengan demikian pemerintah tidak perlu melakukan perubahan atas kondisi kegiatan ekonomi yang sedang berjalan.
Pada saat (1) = (2), adalah kondisi dimana pengeluaran agregat sama dengan tingkat produksi nasional yang ada, dengan demikian pemerintah tidak perlu melakukan perubahan atas kondisi kegiatan ekonomi yang sedang berjalan.
Pada saat (1) > (2), adalah
kondisi dimana pengeluaran agregat lebih kecil dari tingkat produksi nasional,
dengan demikian terdapat terdapat faktor produksi yang menganggur dan atau
kelebihan produksi. Sehingga, pemerintah akan melakukan kegiatan ekonomi yang
bersifat kontraksi seperti menurunkan tingkat investasi dengan menaikkan suku
bunga, dan membuat kebijakan yang dapat menurunkan tingkat produksi nasional
seperti pembatasan dalam bentuk izin, lisensi, kuota dan lainnya.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Teori Ekonomi : Pandangan Klasik dan Keynes
Ditulis oleh Bagio
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://gioakram13.blogspot.com/2013/04/teori-ekonomi-pandangan-klasik-dan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Bagio
Rating Blog 5 dari 5
5 komentar:
T'S REALLY NICE. THANK A LOT FOR THIS ARTICLE, HOPE GOD BLESS YOU VERY MUCH. KEEP SPIRIT.
Mantab jiwa salam kenal dari Krisnanda Go Blog
Sangat membantu, terkmakasih banyak
sangat membantu untuk tugas kuliah :) makasih kak
Sebut dan jelaskan pendekatan teori kaum klasik dan kaum keynes tentang tenaga kerja dan upah pada penawaran agregat ! Sertakan grafik dan penjelasannya !
Posting Komentar