Selasa, 04 Juni 2013
0
komentar
By:Asyraf Seferagic.Lc
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Di sini ada sebuah kisah perjuangan beberapa mahasiswa dalam
menghafal qur’an di sela-sela waktu kuliahnya. Selamat membaca, semoga
terinspirasi…
= = = = =
Di sebuah kota besar di Indonesia, yang kehidupan metropolitan masih
dapat dirasakan, di satu sisi kadangkala ditemukan hal hal yang sangat
bersifat religius.
Di sana Penulis sempat menemukan sekelompok pemuda yang sangat akrab
dengan Al Qur’an, seakan-akan Al-Quran adalah bagian dari dirinya. Di
saku baju atau di tas mereka akan selalu ditemui sebuah Al-Quran kecil.
Mereka juga adalah pemuda yang sangat akrab dengan Masjid. Pada saat
shubuh mereka hadir di masjid dan di waktu petang mereka telah ada
kembali di masjid, di samping kehidupan mereka sebagai mahasiswa.
Ada juga yang mengambil waktu luang ketika mereka sedang berada di
kendaraan umum untuk menghafal Al Quran. Agar tidak diketahui ia sedang
membaca Al Quran oleh orang sekitarnya, Al Quran tersebut dibungkus
dengan sampul buku biasa. Seakan akan orang mengira ia sedang membaca
buku. Mereka lakukan untuk menjaga keikhlasannya.
Ada juga yang membawa kaset murrotal Al Quran mendengarkan di waktu
luang/free, orang lain mengira ia sedang mendengarkan musik biasa.
(Mungkin disaat sekarang dapat digunakan usb MP3 yang lebih praktis)
Dan yang lebih menarik ada yang memfotokopi Al Quran pada halaman
tertentu, kemudian dibawa dan agar lebih praktis dengan mudah dihafal
seperti note. Subhanallah…..
Adalah sesuatu yang sulit dibayangkan jika pada masa sekarang, di
mana kehidupan semakin keras dirasakan, masih ada orang yang melakukan
hal demikian, menghidupkan Al Quran. Setidaknya hal tersebut memberikan
inspirasi bagi kita untuk lebih akrab dengan Al Quran.
Mimpi orang orang demikian untuk menjadi seorang hafidz Quran
bukanlah omong kosong. Jika mereka adalah pemuda yang berumur 20 tahun,
maka perlahan tapi istiqomah, ketika ia menjadi seorang ayah berumur 40
tahun, sangat mungkin baginya menjadi seorang penghafal Al Quran. Ia
akan mendidik anaknya menjadi seorang hafidz Quran juga. Andaikan mereka
adalah seorang yang berumur 40 tahun maka perlahan tapi tetap
istiqomah, di waktu ia menjadi seorang tua berumur 60 tahun ,dirinya
sudah siap menghadap Allah sebagai seorang hafidz Qur’an.Ia akan siap
mendidik cucunya menjadi seorang Hafidz Quran.
Rasulullah bersabda bahwa pada hari akhir kelak, orang tua para
penghafal Al Quran tersebut akan memperoleh penghargaan besar, yaitu
akan mendapatkan sebuah mahkota cahaya.
”Barangsiapa yang membaca al-Qur’an dan
mengamalkannya maka akan dipakaikan kepada kedua orang tuanya mahkota
yang sinarnya lebih terang daripada sinar matahari di dunia pada hari
kiamat nanti, kalaulah sekiranya ada bersama kalian, maka apa perkiraan
kalian tentang orang yang mengamalkannya (al-Qur’an)?”
(HR. Ahmad, Abu Daud, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim)
Tentu kita juga tergiur untuk memberikan Hadiah bagi orang tua kita,
sebuah hadiah berupa penghargaan dari Alloh SWT. Terlebih jika orang tua
kita telah pergi,untuk mengobati kerinduan kita kepadanya kelak di hari
Akhir akan kita berikan berita bahagia bagi mereka bahwa anaknya adalah
seorang hafidz Quran. Memang benar pendapat bahwa menghafal Al-Qur’an
tidak mudah, tapi setidaknya ada yang bisa kita persembahkan kelak,
sesuatu yang berat dan diperlukan kesabaran, sesuatu yang indah sebelum
Menghadap kepada Nya dan mempersiapkan mahkota cahaya untuk Bapak dan
Ibu kita,….Menjadi Penghafal Al Quran (Hafidz Qur’an).
“Ya Allah, tuntun diri kami ke jalan yang lurus sebagaimana jalan orang orang yang Engkau beri petunjuk “
Aamiin..
= = = =
Sumber: http://www.eramuslim.com
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Menjadi Hafidz Qur’an, Mungkinkah?
Ditulis oleh Bagio
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://gioakram13.blogspot.com/2013/06/menjadi-hafidz-quran-mungkinkah.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Bagio
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar