Posted by Bagio Minggu, 24 Maret 2013 0 komentar
A.    Asumsi Dan Kegunaan
Pada prinsipnya model IS-LM adalah, merupakan pengembangan dari model silang Keynes tentang penentuan pendapatan nasional. Model IS-LM tersebut dikemikakan pertama kalinya oleh Sir John R Hicks (1937) dan kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Alvin Hansen (1949). Oleh karena itu, model IS-LM sering juga disebut model Hick-Hansen. Model IS-LM ini memiliki beberapa asumsi sebagai berikut.
  1. perekonomian hanya terdiri atas dua sektor yaitu sektor rill dan sektor moneter. Dengan perkataan lain model IS-LM menekankan interaksi pada pasar barang dan pasar uang. Untuk perekonomian terbuka asumsi ini dengan sendiri akan dimodifikasi.
  2. tingkat bunga memainkan peranan yang penting baik dipasar barang maupun dipasar uang. Dengan perkataan lain tingkat bunga disini merupakan faktor penghubung antara pasar barang dan pasar uang.
  3. pengeluaran konsumsi bergantung pada pendapatan disposable.
  4. permintaan investasi bergantung pada tingkat bunga dan pendapatan.
  5. pengeluaran pemerintah bersifat eksogen.
  6. tingkat harga diasumsikan ditentukan secara eksogen.
  7. permintaan akan uang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan tingkat bunga.
  8. jumlah uang beredar bersifat eksogen, dimana besarnya ditentukan oleh otoritas moneter.
Model IS-LM menjelaskan bagaimana tingkat bunga dan output total yang dihasilkan didalam perekonomian ditentukan, pada suatu tingkat tertentu yang tetap. Model IS-LM tidak hanya bermanfaat karena dapat digunakan didalam peramalan ekonomi, tetapi juga bermanfaat karena model IS-LM ini menyediakan suatu pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana kebijakan pemerintah itu mempengaruhi kegiatan ekonomi agregat Model IS-LM dapat membantu para pembuat kebijakan dalam memprediksikan dampak dari suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Terhadap pendapatan atau output agregat (Y) clan tingkat bunga (i), misalnya apabila pemerintah menaikkan pengeluaran (G), atau menambah jumlah uang beredar (Ms) didalam perekonomian Dalam hal ini, analisis IS-LM memungkinkan kita untuk menjawab sejumlah pertanyaan penting manyangkut kegunaan atau keefektifan dari kebijakan fiskal dan moneter dalam mempengaruhi tingkat aktifitas ekonomi.

B.    Pasar Barang : Kurva IS-LM
Adapun yang dimaksud dengan pasar barang adalah pasar untuk barang-barang dari jasa-¬jasa. Sedangkan yang dimaksud dengan kurva IS adalah kurva yang menggambarkan berbagai titik kombinasi antara tingkat bunga (i) dan tingkat pendapatannya (Y), dimana pasar barang berada pada keseimbangan. Singkatnya, kurva IS adalah kurva yang menggambarkan keseimbangan dipasar barang
C.    Penurunan Kurva IS
Didalam model Keynes sederhana tentang pasar barang dan jasa, keseimbangan pasar akan terjadi apabila dipenuhi dua syarat sebagai berikut:
  1. Penawaran agregat barang-barang dan jasa (Y) = permintaan agregat akan barang-barang dan jasa (AD) atau Y = C + I + G.
  2. Tabungan ditambah pajak = investasi ditambah pengeluaran pemerintah atau S + T = I + G
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurva I S
  1. Bilangan pengganda (multiplier). Besar kecilnya pengganda mempengaruhi baik intercept maupun slope dari fungsi IS. semakan bestir pengganda maka intercept dan slope kurva IS juga akan semakan besar  pula. Sedangkan basar-kecilnya pengganda itu sendiri dipengaruhi oleh kecenderungan mengkonsumsi marginal (MPC) atau b elastisitas investasi terhadap pendapatan (f)
  2. Kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian (consumer and business confidence) kepercayaan konsumen dan dunia bisnis terhadap perekonornian masing-masing dicerminkan oleh perubahan dan peubah konsumsi otonom (a) dan peubah Investasi otonom (lo) Perubahan yang terjadi pada dua peubah ini akan mempengaruhi intercept dari kurva IS, yang berarti kalau a dan 10 meningkat, maka kurva IS akan bergeser kekanan dan sebaliknya kurva IS akan bergeser kekiri apabila terjadi penurunan pada salah satu dari kedua peubah tersebut.
  3. Kepekaan investasi terhadap perubahan dalam tingkat bunga (interest elasticity of Investment).Hal ini dicerminkan oleh konstanta v dalam persamaan diatas. semakan peka Investasi terhadap perubahan tingkat bunga, maka slope kurfa IS akan semakan curam, sedangkan intercept-nya adalah tetap atau tidak berubah. sebaliknya, semakan tidak sensitive investasi terhadap tingkat bunga, maka kemiringan kurva IS akan semakan dataL ladi, elastisitas investasi terhadap tingkat bunga hanya mempengaruhi slope kurva IS saja, dan tidak akan menyebabkan kurva IS bergeser.
  4. Kebijakan pemerintah (fiscal policy) Perubahan didalam peubah kebijakan fiskal seperti pengeluaran pemerintah (G) dan pajak (T) akan mempengaruhi intercept kurva IS, tetapi tidak berbengaruh terhadap slope kurva IS. Dengan perkataan lain perubahan dalam peubah kebijakan fiskal (G dan T) hanya akan menyebabkan kurva IS bergeser, tetapi slope kurva IS tetap. Kebijakan fiskal sebenarnya dapat mempengaruhi kemiringan (slope) kurva IS, kalau pajak dipungut pemerintah adalah pajak pendapatan, dimana tarif pajak akan mempengaruhi pengganda, dan selanjutnya pengganda akan mempengaruhi balk intercept maupun slope kurva IS yang bersangkutan.
D.    Kurva IS Hipotetik Perekonomian Indonesia
Seperti telah kita ketahui untuk perekonomian tertutup tanpa kebijakan fisikal, kurva IS dapat kita turunkan dengan menggunakan salah satu persamaan di bawah ini:

Dari kedua persamaan ini masing-masing akan dapat dihasilkan persamaan fungsi IS yang sama.
Perekonomian kita merupakan perekonomian terbuka yang mana kebijakan fisikal juga sangat besar peranannya. Dengan demikian berarti bahwa persamaan kurva IS yang lebih tepat untuk perekonomian kita adalah persamaan kurva IS yang diturunkan dari persamaan berikut:
Y = C(Y+Tr-Tx)+I(r)+G+X-Z(Y+Tr-Tx) ... (16.1.3) dengan variabel-variabel berikut
X = nilai ekspor
Z = nilai impor
Kalau dinyatakan dalam variabel-variabel di atas, maka variabel-variabel yang perilakunya sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya PELITA terutama ialah variabel I da G.

E.    Kurva LM Hipotetik Perekonomian Indonesia
Dalam bentuknya yang standar kurva LM mempunyai bagian yang inelastik sempurna yang biasa disebut daerah Klasik dan kemudian disusul dengan bagian yang elastisitas tingkat bunganya lebih besar daripada nol akan tetapi lebih kecil daripada tidak terhingga, yaitu bagian yang biasa disebut intermediate range atau daerah tengah dan akhirnya bagian dengan elastisitas tingkat bunga yang besarnya tidak terhingga yang biasa disebut daerah jerat likuiditas atau liquidity trap range.
Menurut dugaan kita perekonomian kita sampai dewasa ini kurva LM-nya tidak memiliki bentuk standar seperti yang digambarkan di atas. Sekalipun dalam perekonomian kita telah ada Pasar Modal namun transaksi yang terjadi boleh dikatakan masih sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah uang yang beredar ataupun terhadap besarnya pendapatan nasional yang terjadi. Mengadakan jual-beli surat-surat berharga atau dengan perkataan lain menyimpan kekayaan dalam bentuk surat-surat obligasi atau surat-surat saham boleh dikatakan belum membudaya secara luas dalam masyarakat kita. Dengan demikian mudah kiranya dipahami dugaan bahwa peranan para spekulan surat-surat berharga terhadap jalannya pereko¬nomian kita sebagai suatu keseluruhan adalah sangat kecil. Mendasarkan kepada kenyataan seperti ini, dapatlah kiranya diduga pula bahwa kurva permintaan akan uang untuk motif spekulasi berimpit dengan sumbu tingkat bunga.
Ungkapan yang lebih sederhana dapat pula dikatakan bahwa perekonomian kita belum mengenal fungsi L2, berimpitnya kurva L2 dengan sumbu tingkat bunga mempunyai makna bahwa uang yang beredar dalam per-ekonomian semuanya terpakai sebagai uang untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga. Dengan ketentuan-ketentuan seperti ini maka kurva LM berbentuk garis lurus sejajar dengan sumbu tingkat harga. Yaitu persis seperti kurva LM yang diturunkan dengan menggunakan asumsi Klasik. Dengan kurva permintaan akan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga OL1, maka dengan jumlah uang yang beredar sebanyak OMi, kurva LM yang dihasilkan terlihat sebagai kurva YILMI dan dengan jumlah uang yang beredar sebanyak OM2, kurva LM yang terbentuk ialah kurva YDLM2.
Selanjutnva perlu diketengahkan di sini bahwa untuk perekonomian yang tidak mengenal fungsi L2 tersebut kuadran barat Jaya dan barat laut dapat dihilangkan karena tidak relevan lagi. Semua uang yang beredar seluruhnya tersedia untuk L 1. Ini berarti sumbu vertikal kuadran tenggara di samping kita pakai sebagai fungsi LI, juga kita pakai untuk menunjukkan jumlah uang yang beredar, M.
 
F.    Pasar uang Kurva LM
Secara umum yang dimaksud dengan pasar uang adalah pasar dimana uang atau dana jangka pendek dipinjam atau dipinjamkan atau tempat dimana akan terjadi interaksi antara penawaran uang dan permintaan uang yang pada akhirnya menentukan tingkat bunga.

Gambar 1.1 Fungsi Penawaran uang
finght bunga (i)
Adapun yang dimaksud dengan permintaan uang atau jumlah uang yang diminta (M.) adalah jumlah uang yang orang atau masyarakat berencana untuk memegangnya ditangan pada suatu waktu tertentu dalam keadaan tertentu
Dalim bukunya yang berjudul the general theory of employment, interest and money (1936), Keynes mengemukakan ada tiga motif yang mendorong seseorang atau masyarakat untuk memegang uang tunai yaitu:
1.    Motif untuk transaksi yaitu permintaan aung untuk melaksanakan transaksi pernbelian
barang-barang dan jasa-jasa sehari-hari.
2.    Motif berjaga-jaga yaitu permintaan uang untuk menghadapi hal-hal yang bersifat tak terduga.
3.    Motif spekulasi yaitu permintaan uang untuk menghadapi.ketidakpastian menyangkut nilai uang dari asset-aset lain yang dapat dimiliki seseorang.

G.    Penawaran Agregatif
Setelah kita memperbincangkan unsur-unsur permintaan agregatif, yaitu fungsi IS dan fungsi LAI, kita sekarang beralih memperhatikan segi penawaran agregatifnya. Seperti halnya dengan fungsi IS dan fungsi LM yang tidak kita olah lebih lanjut menjadi fungsi atau kurva permintaan agregatif, mengenai unsur-unsur penawaran agregatifnya juga tidak kita olah sampai menghasilkan fungsi atau kurva penawaran agregatif.
Sumbu horisontal kita gunakan untuk mengukur besar-kecilnya kapasitas produksi nasional, sumbu vertikal kita gunakan untuk mengukur besar¬kecilnya stok kapital nasional. Kalau pada awal periode 1 besarnya stok kapital nasional menunjukkan jumlah sebesar OKI, maka untuk periode I perekonomian memiliki kapasitas produksi nasional sebesar OQm1. Apabila selama periode 1 dalam perekonomian terjadi imycstasi neto sebesar k1k2. stok kapital nasional pada akhir periode 1 atau awal periode 2 menunjukkan angka sebesar OK2. Dengan stok kapital nasional sebesar OK2. tersebut dan dengan garis capital-output-ratio yang berlaku OCOR, kapasitas produksi nasional untuk periode 2 meningkat menjadi sebesar OQm2. dengan memperhatikan antara lain kenyataan-kenya¬taan seperti di bawah ini:
  1. Jumlah penduduk terus meningkat. Ini berarti angkatan kerja untuk perekonomian kita juga terus meningkat dari tahun ke tahun;
  2. Stok kapital per kapita untuk perekonomian kita masih rendah. Ini mempunyai makna bahwa sumber daya modal kita dapat kita anggap sebagai masih langka, sedangkan sumber daya manusia yang kita miliki dapat dikatakan berkelebihan, dalam arti lebih dari seimbang dibanding¬kan dengan stok kapital nasional yang ada;
  3. Tingkat harga dalam perekonomian kita boleh dikatakan tidak pernah menurun. Keadaan seperti ini dapat diduga terus berlangsung paling tidak dalam beberapa dasawarsa mendatang; maka kiranya cukup beralasan bagi kita untuk menggunakan asumsi bahwa besarnya kapasitas produksi nasional OQm se¬kaligus merupakan variabel penawaran agregatif yang kita cari  
Mengingat akan tidak adanya kemungkinan untuk menu¬runnya tingkat harga yang berarti, maka dengan menggunakan model analisis yang telah kita kuasai, kita tidak mernpunyal cukup alasan untuk menggunakan kurva penawaran agregatif dengan bentuk yang menyerupai bentuk huruf "J" seperti yang diturunkan dari asumsi mazhab Keynes.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Penerapan Analisis Pemula Is-Lm
Ditulis oleh Bagio
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://gioakram13.blogspot.com/2013/03/penerapan-analisis-pemula-is-lm.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar